Basmalah dan Kedudukannya Dalam Shalat
A. Kedudukan Basmalah
Basmalah adalah istilah untuk menyebut bismilllaahirrahmaanirrahiim Dalam
al-Qurn ada terdapat kalimah basmalah tersebut sebanyak 114 kali. Masing-masing
terdapat sebanyak 113 kali diawal surat, 1 kali di tengah surat yaitu pada ayat
ke 30 dari surat an-Naml. Kalimat basmalah tidak terdapat pada surat At-Taubah,
baik diawalnya maupun didalamnya.
Dari 113
kali basmalah yang terletak diawal surat tersebut, 112 diyakini tidak termasuk
ayat al-Qurn. Satu diantaranya yaitu basmalah yang terletak diawal surat
al-fatihah terjadi perbedaan pendapat ulama. Ada ulama yang berpendapat bahwa
basmalah diawal alfatihah adalah ayat pertama, ada sebagian ulama yang lain
berpendapat bahwa basmalah yang diawal alfatihah itu tidak termasuk ayat dalam
surat al-fatihah sebagaimana juga basmalah yang terletak diawal surat
yang lain.
Shalat jahar, maksudnya adalah shalat yang bacaan takbir, bacaan surat
alfatihah dan membaca ayat sesudah alfatihah dengan suara keras atau nyaring
sehingga kedengaran oleh orang lain. Ada beberapa shalat yang biasa dilakukan
secara jahar tersebut yaitu; shalat shubuh, shalat magrib, shalat isya, shalat
jumt, shalat ‘idul fitri, ‘idul ad-ha, dan lain sebagainya.
Apabila shalat dilakukan secara jahar, maka surat alfatihah diucapkan secara
jahar, bagaimana dengan bacaan basmalah sebelum menyebut kalimah
‘alhamdulillaahi rabbil ‘alamiin ?????? Untuk menjawab persoalan ini perlu
dipahami dua hadis shahih sebagai berikut :
- Hadis dari Naim bin Mujammir, katanya : saya shalat dibelakang Abu Hurairah, maka dibacanya bismillaahirrahmaanirrahiim lalu dibacanya ummul Quran. Demikian seterusnya dimana akhirnya ia berkata: demi Tuhan yang nyawa saya dalam tangan-Nya, saya ini adalah orang yang paling mirip shalatnya dengan shalat Rasulullah s.a.w ( hadis riwayat NasaÃ, Ibnu Huzaimah, dan Ibnu Hibban)
- Hadis dari Anas, katanya; Saya shalat dibelakang Rasulullah s.a.w dan dibelakang Abu Bakar dan Usman dan mereka tidak membaca Bismillaahirrahmaanirraahiimsecara jahar ( Hadis riwayat Nasai, Ibnu Hibban dan Thahawi dengan isnad atas syarat Bukhari dan Muslim)
Itulah dua
buah hadis yang menjadi dalil mengenai bacaan basmalah diawal alfatihah. Hadis
yang nomor 1. adalah hadis terkuat dan paling shah sebagai alasan untuk
menyebut basmalah secara jahar sebelum membaca alfatihah. Demikian menurut
Hafidh dalam kitab Al-Fath. Sedangkan hadis yang nomor 2. adalah hadis yang
paling shah pula untuk alasan dalil dari menyebut basmalah secara sir atau
tidak jahar.
Maka apabila sesorang membaca alfatihah yang diawali dengan basmalah secara
jahar berarti perbuatannya sesuai dengan hadis nomor 1 diatas, dan apabila
orang itu membaca alfatihah secara jahar tetapi menyebut basmalah secara sir
(tidak jahar) maka perbuatannya sesuai dengan hadis nomor 2.
Namun jika kita mau melakukan pemilihan terhadap hadis yang dua diatas, mencari
yang lebih kuat walaupun kedua hadis tersebut sama sama shahih. Secara
sederhana dapat dilakukan dengan membanding lafaz hadis tersebut. Lihat hadis
pertama menyatakan bahwa Naim bin Mujammar shalat dibelakang Abu Hurairah, dan
Abu Hurairah menyebut Basmalah secara jahar setelah itu baru membaca alfatihah.
Kemudian lihat hadis kedua, Annas shalat dibelakang Rasulullah, Abu Bakar dan
Usman, mereka tidak menjaharkan Basmalah.
Setelah
selesai melakukan perbandingan itu, bertanyalah anda kepada diri anda sendiri,
anda mau mengikuti Naim yang shalat dibelakang Abu Hurirah atau mengikuti Anas
yang shalat dibelakang Rasulullah. Kalau ikut Naim jahar basmalah, tetapi kalau
ikut Anas maka basmalah tidak jahar. Anda mau membaca basmalah dengan jahar
atau tidak. Pilihannya berada ditangan anda dan semoga Allah memberi hidayah
kepada kita semua. Amiiiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar