Do’a dan Dzikir Setelah
Sholat Fardhu
Kita
disunnahkan membaca Doa dan Dzikir setelah Sholat Fardhu, yaitu sebagai
berikut:
1. Membaca:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ اللَّهُمَّ أَنْتَ
السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ
“Aku meminta
ampunan kepada Allah (tiga kali). Ya Allah, Engkaulah As-Salaam (Yang selamat
dari kejelekan-kejelekan, kekurangan-kekurangan dan kerusakan-kerusakan) dan
dari-Mu as-salaam (keselamatan), Maha Berkah Engkau Wahai Dzat Yang Maha Agung
dan Maha Baik.” (HR. Muslim 1/414)
2. Membaca:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ, اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا
أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ
الْجَدُّ
“Tiada tuhan
yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala
kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Ya Allah,
tidak ada yang dapat menolak terhadap apa yang Engkau beri dan tidak ada yang
dapat memberi terhadap apa yang Engkau tolak dan orang yang memiliki kekayaan
tidak dapat menghalangi dari siksa-Mu.” (HR. Al-Bukhariy 1/255 dan Muslim 414)
3. Membaca:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ
بِاللهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ
النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
“Tiada tuhan
yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala
kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Tiada daya dan
upaya serta kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah dan kami tidak beribadah
kecuali kepada Allah, milik-Nya-lah segala kenikmatan, karunia, dan sanjungan
yang baik, tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, kami mengikhlashkan
agama untuk-Nya walaupun orang-orang kafir benci.” (HR. Muslim 1/415)
4. Membaca:
سُبْحَانَ اللهُ
“Maha Suci Allah.”
(tiga puluh tiga kali)
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
“Segala puji
bagi Allah.” (tiga puluh tiga kali)
اَللهُ أَكْبَرُ
“Allah Maha
Besar.” (tiga puluh tiga kali)
Kemudian
dilengkapi menjadi seratus dengan membaca,
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Tiada tuhan
yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala
kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu.”
Barangsiapa
mengucapkan dzikir ini setelah selesai dari setiap shalat wajib, maka diampuni
dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan. (HR. Muslim 1/418 dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Dari
‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
beliau bersabda, “Ada dua sifat (amalan) yang tidaklah seorang muslim menjaga
keduanya (yaitu senantiasa mengamalkannya, pent) kecuali dia akan masuk jannah,
dua amalan itu (sebenarnya) mudah, akan tetapi yang mengamalkannya sedikit,
(dua amalan tersebut adalah): mensucikan Allah Ta’ala setelah selesai dari
setiap shalat wajib sebanyak sepuluh kali (maksudnya membaca Subhaanallaah),
memujinya (membaca Alhamdulillaah) sepuluh kali, dan bertakbir (membaca Allaahu
Akbar) sepuluh kali, maka itulah jumlahnya 150 kali (dalam lima kali shalat
sehari semalam, pent) diucapkan oleh lisan, akan tetapi menjadi 1500 dalam
timbangan (di akhirat). Dan amalan yang kedua, bertakbir 34 kali ketika hendak
tidur, bertahmid 33 kali dan bertasbih 33 kali (atau boleh tasbih dulu, tahmid
baru takbir, pent), maka itulah 100 kali diucapkan oleh lisan dan 1000 kali
dalam timbangan.”
Ibnu ‘Umar
berkata, “Sungguh aku telah melihat Rasulullah menekuk tangan (yaitu jarinya)
ketika mengucapkan dzikir-dzikir tersebut.”
Para
shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana dikatakan bahwa kedua amalan
tersebut ringan/mudah akan tetapi sedikit yang mengamalkannya?”
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Syaithan mendatangi salah seorang dari
kalian ketika hendak tidur, lalu menjadikannya tertidur sebelum mengucapkan
dzikir-dzikir tersebut, dan syaithan pun mendatanginya di dalam shalatnya
(maksudnya setelah shalat), lalu mengingatkannya tentang kebutuhannya (lalu dia
pun pergi) sebelum mengucapkannya.” (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud no.5065,
At-Tirmidziy no.3471, An-Nasa`iy 3/74-75, Ibnu Majah no.926 dan Ahmad
2/161,205, lihat Shahiih Kitaab Al-Adzkaar, karya Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy
1/204)
Kita boleh
berdzikir dengan tasbih, tahmid dan takbir masing-masing 33 kali dengan
ditambah tahlil satu kali atau masing-masing 10 kali, yang penting konsisten,
jika memilih yang 10 kali maka dalam satu hari kita memakai dzikir yang 10 kali
tersebut.
Hadits ini
selayaknya diperhatikan oleh kita semua, jangan sampai amalan yang sebenarnya
mudah, tidak bisa kita amalkan. Tentunya amalan/ibadah semudah apapun tidak
akan terwujud kecuali dengan pertolongan Allah. Setiap beramal apapun
seharusnya kita meminta pertolongan kepada Allah, dalam rangka merealisasikan
firman Allah,
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya
kepada Engkaulah kami beribadah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta
pertolongan.” (Al-Faatihah:4)
5. Membaca
surat Al-Ikhlaash, Al-Falaq dan An-Naas satu kali setelah shalat Zhuhur, ‘Ashar
dan ‘Isya`. Adapun setelah shalat Maghrib dan Shubuh dibaca tiga kali. (HR. Abu Dawud 2/86 dan An-Nasa`iy
3/68, lihat Shahiih Sunan At-Tirmidziy 2/8, lihat juga Fathul Baari 9/62)
6. Membaca
ayat kursi yaitu surat Al-Baqarah:255
Barangsiapa
membaca ayat ini setiap selesai shalat tidak ada yang dapat mencegahnya masuk
jannah kecuali maut. (HR. An-Nasa`iy dalam ‘Amalul yaum wal lailah no.100,
Ibnus Sunniy no.121 dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahiihul
Jaami’ 5/339 dan Silsilatul Ahaadiits Ash-Shahiihah 2/697 no.972)
7. Membaca:
اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Sebagaimana
diterangkan dalam hadits Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu bahwasanya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua tangannya dan berkata,
“Ya Mu’adz, Demi Allah, sungguh aku benar-benar mencintaimu.” Lalu beliau
bersabda, “Aku wasiatkan kepadamu Ya Mu’adz, janganlah sekali-kali engkau
meninggalkan di setiap selesai shalat, ucapan…” (lihat di atas):
“Ya Allah,
tolonglah aku agar senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah
dengan baik kepada-Mu.” (HR. Abu Dawud 2/86 dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh
Al-Albaniy dalam Shahiih Sunan Abi Dawud 1/284)
Do’a ini
bisa dibaca setelah tasyahhud dan sebelum salam atau setelah salam. (‘Aunul
Ma’buud 4/269)
8. Membaca:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Tiada tuhan
yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala
kerajaan, dan pujian, yang menghidupkan dan mematikan dan Dia Maha Berkuasa
atas segala sesuatu.”
Dibaca
sepuluh kali setelah shalat Maghrib dan Shubuh. (HR. At-Tirmidziy 5/515 dan
Ahmad 4/227, lihat takhrijnya dalam Zaadul Ma’aad 1/300)
9. Membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً
مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah,
sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan
amal yang diterima.” Setelah salam dari shalat shubuh. (HR. Ibnu Majah, lihat
Shahiih Sunan Ibni Maajah 1/152 dan Majma’uz Zawaa`id 10/111)
Semoga kita
diberikan taufiq oleh Allah sehingga bisa mengamalkan dzikir-dzikir ini,
aamiin.
Wallaahu
A’lam.
Maraaji’:
Hishnul Muslim, karya Asy-Syaikh Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthaniy,
Shahiih Kitaab Al-Adzkaar wa Dha’iifihii, karya Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy dan
Al-Kalimuth Thayyib, karya Ibnu Taimiyyah.
tambahan
silahkan download file mp3 dzikir seusai sholat oleh syaikh Muhammad Rasyid al
Efasy :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar