Saya itu ...

Foto saya
Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia

Senin, 31 Oktober 2016

KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN



BAB I
PENDAHULUAN


Sejarah pertumbuhan peradapan manusia banyak menunjukkan bukti bahwa salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan keberlangsungan organisasi (baca: lembaga pendidikan) adalah kuat tidaknya kepemimpinan. Kegagalan dan keberhasilan suatu organisasi banyak ditentukan oleh pemimpin karena pemimpin merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menunju tujuan yang akan dicapai. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Siagian bahwa arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuan harus sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana dan prasarana yang tersedia. Arah yang dimaksud tetuang dalam strategi dan taktik yang disusun dan dijalankan oleh organisasi bersangkutan. Perumusan serta penentu strategi dan taktik adalah pemimpin dalam organisasi tersebut.
Banyak hasil studi yang menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang terdapat dalam setiap organisasi merupakan faktor yang berhubungan dengan setiap organisasi merupakan faktor yang berhubungan dengan produktifitas dan efektivitas organisasi. Sutermeister mengemukakan ada beberapa factor determinan terhadap produktifitas kerja antara lain iklim kepemimpinan (leadership climate), tipe kepemimpinan (type of leadership), dan pemimpin (leaders).





BAB II
KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN

A.    Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen yaitu merencanakan dan mengorganisasi, tetapi peran utamanya adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada beberapa unsur-unsur pokok kepemimpinan yaitu: pemimpin, yang dipimpin, adanya proses mempengaruhi, adanya tujuan yang diinginkan.[1]
Banyak pendapat dari para tokoh mengenai arti dari kepemimpinan ini, yaitu:[2]
1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu. (Tannenbaum, Weschler, & Massarik, 1961:24)
2. Kepemimpinan adalah pembentukkan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi (Stogdill, 1974:411).
3. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin organisasi ( Katz & Kahn, 1978:528).
4. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi kearah pencapaian tujuan ( Rauch & Behling, 1984:46)
5. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran ( Jacob&Jacques, 1990:281)
6. Para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberi kontribusi yang efektif          terhadap orde social dan yang diharapkan dan dipersepsikan melakukannya (Hosking, 1988:153)
7. Kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh social yang dalam hal ini pengaruh yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktifitas-aktifitas serta hubungan-hubungan sebuah kelompok atau organisasi (Yukl, 1994:2).

     Secara umum pengertian kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi perilaku orang lain untuk berpikir dan berperilaku dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan organisasi di dalam situasi tertentu.
Secara umum dalam artian luas, kepemimpinan dapat diartikan sebagai berikut:[3]
1.      Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala social.
2.      Kepemimpinan merupakan sebagai kepribadian, yaitu kepemimpinan sebagai perpaduan dari berbagai sifat yang memungkinkan individu mempengaruhi orang lain untuk mengerjakan beberapa tugas tertentu.
3.      Kepemimpinan sebagai penggunaan pengaruh.
4.      Kepemimpinan sebagai tindakan dan tingkah laku.
5.      Kepemimpinan sebagai persuasi.
6.      Kepemimpinan sebagai alat mencapai tujuan merangsang motivasi dan koordinasi organisasi dalam mencapai tujuan.
7.      Kepemimpinan sebagai akibat dari interaksi.
8.      Kepemimpinan sebagai pembedaan peran
9.      Kepemimpinan sebagai inisiasi struktur.

            Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah sebagai satu kemampuan dan proses mempengaruhi, mengkoordinir dan menggerakan orang lain yang ada hubungan dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif dan efisien didalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan.[4]


B.     Pentingnya Kepemimpinan Kepala Sekolah
                   Kepemimpinan pendidikan sangat erat hubungannya dengan kepala sekolah dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru dalam situasi yang kondusif. E. mulyasa (2012) mengemukakan bahwa perilaku instrumental kepala sekolah merupakan tugas-tugas yang diorientasikan dan secara langsung diklarifikasikan dalam peranan dan tugas-tugas para guru sebagai individu dan sebagai kelompok. Perilaku kepala sekolah yang positif dapat mendorong, mengarahkan, dan memotivasi seluruh warga sekolah untuk bekerja sama dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah.
                   Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik, sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Untuk membantu para kepala sekolah di dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat, diperlukan adanya satu esensi pemikiran yang teoretis, seperti kepala sekolah harus bisa memahami teori organisasi formal yang bermanfaat untuk menggambarkan kerja sama antara struktur dan hasil sekolah. Oleh sebab itu dikatakan bahwa “keberhasilan sekolah adalah sekolah yang memiliki pemimpin yang berhasil.”
                   Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.[5]


C.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi  Perilaku Kepemimpinan
Perilaku seorang pemimpin pendidikan dalam melaksanakan tugas kependidikan dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat dikelompokkan pada:
1.      Faktor-faktor yang berasal dari pemimpin itu sendiri, faktor yang berasal dari diri sendiri, misalnya:
a.       Pengertian tentang kepemimpinan. Orang yang memandang kepemimpinan sebagai status dan hak tidak akan sama perilakunya dengan yang memandang kepemimpinan sebagai pelayan bagi kesejahteraan orang-orangnya.
b.      Hal yang dikejar dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin yang menganggap prestasi kelompok merupakan hal yang harus dikejar akan berbeda dari pemimpin yang lebih menghargai kekurangan orang-orangnya.
c.       Cara orang menduduki pangkat kepemimpinannya. Orang orang yang menduduki kepemimpinan karena diangkat bukan karena kecakapan nakan berbeda dari orang yang menjadi pemimpin karenan kecakapan sudah terbukti.
d.      Pengalaman dalamn kepemimpinan: seseorang yang sudah biasa memiliki gaya orientasi kerja tinggi san orientasi bawahan rendah, cendrung mengunakan gaya tanpa memperhitungkan lingkungan orang-orang yang dipimpin atau situasi kepemimpinan yang ada.
e.       Pandangan seseorang tentang manusia, teori Mc Gregor memandang manusia dari 2 sudut , yaitu[6]:
1)      Yang pertama sudut x yang mengatakan bahwwa manusia itu pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sedapat mungkin menghindarinya.
2)      Yang kedua adalah teori Y, yang menyatakan bahwa bagi manusia yang berkerja itu merupakan hal yang alamiah seperti halnya bermain atau istirahat.
2.      Faktor yang berasal dari kelompok yang dipimpin, keadaan kelompok yaitu seperti: kematangan, kekompakan, latar belakang pendidikan, pengalaman, staf atau guru, karakteristik murid, latar belakang sosial budaya dan ekonomi anggota staf atau guru dan murid-muridnya.
3.      Faktor lembaga atau organisasi yang dipimpin. Faktor lembaga yang dipimpin. Faktor lembaga yang dipimpin  yaitu seperti jenis dan tujuan sekolah, kurikulum yang digunakan sekolah dan karakteristik sekolah lainnya juga mempengaruhi perilaku kepemimpinan. Misalnya carra memimpin sekolah teknik berbeda dengan sekolah bisnis, cara memimpin SD dengan SLTA.
4.      Faktor-faktor legal.Seorang pemimpin pendidikan akan berhadapan dengan peraturan-peraturan formal dari instansi struktur diatasnya, aturan-aturan tersebut akan mempengaruhi perilakunya. Misalnya UU, PP, Kepmen, dan kebijakan-kebijakan lainnya.
5.      Faktor lingkungan sosial. Keadaan masyarakat di sekitarnya, misalnya keadaan ekonomi masyarakat disekitarnya, misalnya kegiatan eknomi masyarakat, pandangan pemuka  masyarakat pada umumnya tentang pendidikan.
6.      Faktor perubahan-perubahan dan pembaharuan dalam teori dan bidang pembaharuan dalam teori atau bidang pendidkan seperti perubahan kurikulum, kemajuan ilmu pengaetahuan, dan teknologi dalam bidang pendidikan, perbahan-perubahan teori belajar, akan mempengaruhi perilaku seseorang sebagai pemimpin pendidikan.[7]



D.    Fungsi Kepemimpinan Pendidikan
Dalam kehidupan organisasi termasuk organisasi pendidikan, fungsi kepemimpinan adalah hal penting harus dilakukan seorang pemimpinnya. Menurut Wahjosumudjo (2011) fungsi kepemimpinan dapat dikelompokkan menjadi yaitu:
1.        Mendefinisikan dan misi dan peranan oraganisasi
2.        Mengejawantahkan atau mewujudkan tujuan organisasi.
3.        Mengendalikan konflik internal yang terjadi dalam organisasi
Sehubungan dengan fungsi kepemimpinan ini Burhanuddin(1994:67) mengelompokkan menjadi 3 yaitu:
1.      Fungsi yang bertalian dengan tujuan yang akan dicapai.
Dalam fungsi ini pemimpin berusaha membantu kelompok untuk memikirkan, memilih dan merumuskan tujuan yang akan dicapai. Seotopo (1988) merinci fungsi ini antara lain:
a.    Memikirkan dan merumuskan, dengan teliti tujuan kelompok.
b.    Memberi dorongan dan penjelasan kepada anggota kelompook supaya dapat menyusun rencanadengan baik.
c.       Membantu anggota mengumpulkan keterangan-keterangan yang  diperlukan.
d.      Mendorong anggota melahirkan perasaan dan fikiran dalam memecah masalah.
2.      Fungsi yahng berkaitan dengan pengarahan pelaksaan setiap kegiatan dalam rangka mencapai tujuan kelompok.
3.      Fungsi yang berhubungan  dengan penciptaan dan pemeliharaan suasanaa kerja yang menyenangkan. Beberapa usaha yang dapat dilakukan pemimpin dalam menciptakan suasana kerja yang menyenangkan adalah:
a.       Memberi semngat dan dorongan kepada anggota kelompok untuk mencapi suatu taraf produktifitas yang tinggi.
b.      Membutuhkan sikap perya diri pada setiap anggota organisasi.
c.    Memupuk dan memelihara suasana kerja sama  dan kelompok.
d.      Mengarahkan suasana tempat kerja yang menyenangkan, sehat dan penuh kemudahan bagi penyelengaraan tugas.
e.       Memupuk dan menanamkan perasaan berssatu kepada anggota dan perasaan bahwa ia adalah bagian dari kelompok.
f.     Penerapan gaya atau tipe kepemimpinan demokratis yang tepat dan supervisi yang efektif.[8]


E.      Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku pemimpin dalam melaksanakan tugas dan fungsi-fungsi kepemimpinanatau mempengaruhi para anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut hasil penelitian Universitas OHIO dan Universitas Michigan secara umum juga mengelompokkan gaya pemimpinan menjadi dua, yaitu:
1.      Gaya kepemimpinan yang berorientasikan pada tugas perilaku pemimpin dengan gaya ini cenderung lebih mementingkan tujuan organisasi daripada memperhatikan bawahan. Ciri-ciri perilaku pemimpin tersebut yaitu:
a.       Memberikan kritik pada pelaksanaan pekerjaan yang jelek.
b.      Menekankan pentingnya batas waktu pelaksanaan tugas-tugas pada bawahan.
c.       Selalu memberi tahu apa yang harus dikerjakan bawahan.
d.      Selalu memberi petunjuk bawahan bagaimana melakukan tugas.
e.       Memberi standar tertentu atas pekerjaan.
f.       Meminta bawahan agar selalu menuruti dan mengikuti standar yang telah ditetapkan.
g.      Selalu mengawasi apakah bawahan bekerja sepenuh kemampuannya.
h.      Kurang memperhatikan pembinaan dan pengembangan bawahan.

2.      Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada manusia atau bawahan dengan ciri-ciri berikut:
a.       Ramah-tamah
b.      Mendukung dan membela bawahan.
c.       Mau menerima usulan dari bawahan.
d.      Memperlakukan bawahan setingkat dengan dirinya.
e.       Motivasi.[9]


F.     Tipe Kepemimpinan
Adapun beberapa tipe-tipe dari kepemimpinan ialah sebagai berikut:
1.      Otoriter
Perilaku pemimpin dengan tipe ini menunjukkan ingin berkuasa. Biasanya pemimpin ini bertindak sebagai penguasa tunggal, tidak melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan, dan tidak menghargai pendapat ide dan inspirasi bawahan. Pemimpin yang memiliki karakter yang otoriter memiliki ciri-ciri berikut ini:
a.       Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan
b.      Keputusan dan kebijakan dibuat oleh pimpinan
c.       Komunikasi berlangsung satu arah
d.      Pengawasan dilakukan secara ketat
e.       Prakarsa dari atas dan tanpa kesempatan bawahan untuk memberikan saran
f.       Lebih banyak kritik daripada pujian
g.      Pimpinan menuntut kesetiaan dan prestasi sempurna
h.       Tangung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh pimpinan

2.      Demokratis
Pemimpin yang memiliki tipe karakter demokratis merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan otoriter. Ciri-cirinya yaitu:
a.       Memberikan tanggungjawab dan wewenang kepada semua pihak, sehingga ikut terlibat aktif dalam organisasi, anggota diberi kesempatan untuk memberikan usul serta saran dan kritik demi kemajuan organisasi.
b.      Pemimpin mempunyai tanggungjawab dan tugas untuk mengarahkan, mengontrol dan mengevaluasi serta mengkoordinasi.[10]
c.       Komunikasi berlangsung dua arah
d.      Pengawasan dilakukan secara wajar
e.       Bawahan diberi kesempatan untuk berprakarsa dan menyampaian saran
f.       Tugas kepada bawahan lebih bersifat permintaan daripada instruksi
g.      Pujian dan kritik kepada bawahan diberikan secara seimbang
h.      Terdapat suasana saling percaya dan saling menghargai
i.        Tanggung jawab dipikul bersama dengan bawahan

3.      Tipe Laizes Faire
Pada tipe kepemimpinan ini, pemipin seperti tidak melakukan fungsi kepemimpinan dan sifat kepemimpinannya tidak tampak. Ciri-cirinya yaitu:
a.       Pimpinan melimpahkan sepenuhnya kepada bawahan
b.      Keputusan dan kebijakan lebih banyak diserahkan kepada bawahan
c.       Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan
d.      Hampir tidak ada pengawasan
e.       Pemrakarsa selalu datang dari bawahan
f.       Hampir tidak ada pengarahan dari pimpinan
g.      Kepentingan pribadi lebih dominan daripada kepentingan kelompok
h.      Tanggung jawab dipikul oleh orang perorang.[11]

4.      Tipe Pseudo Demokratis
Tipe pseudo demokratis disebut juga dengan demokratis semu.seorang pemimpin yang memiliki tipe ini hanya nampaknya saja yang demokratis, padahal sebenarnya tindakannya bersifat otoriter atau absolut.


G.     Syarat dan Prinsip Proses Kepemimpinan Pendidikan
Syarat pemimpin pendidikan untuk memangku jabatan pemimpin pendidikan yang dapat melaksanakan tugas tugasnya dan memainkan peranannya sebagai pemimpin yang baik dan sukses, maka dituntut beberapa persyaratan jasmani, rohani dan moralitas yang baik, bahkan persyaratan sosial ekonomis yang layak. Akan tetapi pada bagian ini yang akan dikemukakan hanyalah pesyaratan persyaratan kepribadian dari seorang pemimpin yang baik. Persyaratan-persyaratan tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Seorang pemimpin harus memiliki kepribadian yang teruji antara lain: periang, ramah, bersemangat, pemberani, murah hati, spontan, percaya diri, dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi.
2.      Paham dan menguasai tujuan yang hendak dicapai dan mampu mengkomunikasikan kepada bawahan dan stake holder.
3.      Berwawasan lebih luas dibidang tugasnya dan bidang-bidang lain yang relevan. Berpegang pada prinsip-prinsip umum kependidikan yang meliputi: konstruktif, kreatif, partisipatif, kooperatif, pendelegasian yang baik/proporsional, memahami dan menerapkan prinsip kepemimpinan pancasila yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara.

            Selain adanya syarat bagi seorang pemimpin yang baik, ada beberapa aspek personalitas yang penting dimiliki seorang pemimpin dalam kepemimpinan pendidikan, diantaranya:
1.      Kekuasaan
Kekuasaaan adalah otorisasi dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu dalam rangka penyelesaian tugas tertentu.

2. Kewibawaan
Kewibawaan merupakan keunggulan, kelebihan, keutamaan sehingga pemimpin mampu mengatur orang lain dan patuh padanya.

3. Kemampuan
Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan kecakapan secara teknis maupun social, yang melebihi dari anggota biasa. Sementara itu Stodgill yang dikutip James A. Lee menyatakan pemimpin itu harus mempunyai kelebihan sebagai persyaratan, antara lain:
a. Kepastian, kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara, kemampuan   menilai.
b. Prestasi, gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu.
c. Tangggung jawab, berani, tekun, mandiri, kreatif, ulet, percaya diri, agresif.
d. Partisipasi aktif, memiliki stabilitas tinmggi, kooperatif, mampu bergaul.
                        e. Status, kedudukan social ekonomi cukup tinggidan tenar.[12]


H.    Kunci Sukses Kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah
Berikut langkah-langkah untuk menciptakan gaya kepemimpinan yang tepat, seperti diungkapkan Rebecca Hourston, Director of Programs Aspire, sebuah perusahaan di bidang penelitian, seperti dikutip dari Womensmedia.:
1.      Berani dan Penuh Percaya Diri
 Agar seorang atasan memiliki cahaya yang terang, ia harus memiliki keberanian untuk melakukan sebuah tantangan besar. Saat akan mengambil sebuah tantangan, seorang pemimpin harus berani mengambil risiko dan harus terus berjalan, tak peduli yang dikatakan orang lain.Di sini,karakter yang kuat sangat diperlukan seorang pemimpin. Ia harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi bahwa apa yang akan dilakukannya ialah sesuatu yang benar dan akan mendatangkan sebuah keuntungan bagi perusahaan.Inti dari gaya kepemimpinan ini ialah,jangan pernah takut mengambil risiko dan jangan pernah takut melakukan kesalahan. Untuk memunculkan sifat ini, sebaiknya atasan melakukan evaluasi, hal penting dan menantang apa yang bisa dilakukannya. Selain itu, setiap hari selama satu minggu, buatlah tiga sampai lima hal tentang gaya kepemimpinan yang efektif jika diterapkan, kemudian terapkan gaya tersebut di minggu berikutnya.

2.       Mempertajam Kekuatan
Seorang ahli di bidang Emotional Intelligence, Daniel Goleman, melakukan penelitian terhadap gaya kepemimpinan di 500 perusahaan dan menemukan beberapa tipe kepemimpinan yang menonjol, misalnya melihat jauh ke depan (visionary), demokratis, dan senang melatih.Nah, carilah keahlian atau kekuatan Anda dan jadikan hal tersebut sebagai gaya kepemimpinan Anda. Gaya kepemimpinan tersebut nantinya bisa menjadi ciri khas Anda. Gaya tersebut juga menjadi kekuatan yang akan mengantarkan Anda pada kesuksesan karier.

3.       Padukan beberapa Gaya Kepemimpinan
Meski memiliki ciri khas gaya kepemimpinan, sebaiknya seorang pemimpin juga bisa memadukan beberapa gaya kepemimpinan sekaligus dalam dirinya.Dalam penelitiannya, Goleman juga menegaskan bahwa para pemimpin yang sukses umumnya memadukan beberapa gaya kepemimpinan pada dirinya karena satu gaya saja tidak pernah cukup mengatasi masalah yang banyak.Jika misalnya seorang atasan pria harus banyak berinteraksi dengan karyawan yang kebanyakan perempuan atau sebaliknya, gunakan pendekatan dengan gaya kepemimpinan yang lembut dan penuh perhatian. Tapi, di saat tertentu gunakan gaya kepemimpinan maskulin yang tegas.Untuk bisa memadukan beberapa gaya kepemimpinan dengan tepat, identifikasi wilayah dan karyawan yang ada di bawah atasan, kemudian carilah gaya kepemimpinan yang tepat untuk dipadukan dengan gaya kepemimpinan yang menjadi ciri khasnya. Setelah itu, lihat hasilnya dan lakukan evaluasi jika hasilnya belum maksimal.

4.      Ciptakan Tujuan
Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, seseorang harus bisa mengomunikasikan tujuan, visi, dan misi yang ingin dicapai timnya. Dengan mengomunikasikan, ini akan membuat bawahan merasa terpacu untuk mencapai target, dan atasan sang pemimpin juga bisa melihat bahwa pemimpin ini bisa membimbing anak buahnya. Untuk bisa menemukan tujuan dan visi yang tepat, pelajarilah semua hal yang terjadi di luar perusahaan. Setelah itu, tentukan tujuan, bangun kerja tim, dan gerakkan mereka semua untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

5.      Pemberi Semangat
Pemimpin yang terbaik adalah manusia karena manusia bisa memberikan semangat dan mampu memotivasi karyawannya. Pemimpin haruslah bisa menempatkan dirinya sebagai seorang motivator saat karyawannya menemui halangan.Seorang pemimpin harus bisa melihat potensi setiap karyawannya hingga tiap karyawan bisa memberikan yang terbaik bagi perusahaan.Karena itulah, seorang pemimpin yang baik seharusnya selalu bertanya kepada dirinya sendiri, “apa yang bisa saya berikan kepada tim saya hari ini?”

6.      Seimbang
Setiap pemimpin harus bisa mengukur risiko yang dihadapinya. Selain itu, ciptakan waktu yang tepat untuk menikmati hidup di luar pekerjaan.

7.      Menjadi Diri Sendiri
Tak ada yang lebih baik selain menjadi diri sendiri. Karena itulah, jadilah pemimpin yang sesuai dengan kepribadian Anda, jangan berusaha untuk menjadi orang lain yang bukan diri anda.[13]

















                             BAB III
                           PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi perilaku orang lain untuk berpikir dan berperilaku dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan organisasi di dalam situasi tertentu.
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan yaitu: dari pemimpin itu sendiri, kelompok yang dipimpin, organisasi yag dipimpin, lingkungan sosial, dan perubahan-perubahan dan pembaharuan dalam teori dan bidang pembaharuan dalam teori atau bidang pendidkan.
3.      Fungsi kepemimpinan, yaitu:
a.       Mendefinisikan dan misi dan peranan oraganisasi
b.      Mengejawantahkan atau mewujudkan tujuan organisasi.
c.       Mengendalikan konflik internal yang terjadi dalam organisasi
4.      Dalam hal kepemimpinan, ada  beberapa tipe dari kepemimpinan itu sendiri. Tipe-tipe tersebut adalah: otoriter, demokratis, laizes faire, dan pseudo demokratis.
5.      Syarat-syarat kepemimpinan:
a.       Berwawasan luas
b.      Paham dan menguasai tujuan yang akan dicapai
c.       Memiliki kepribadian yang teruji
6.      Kunci sukses dalam berkepemimpinan antara lain:
a.       Berani dan penuh percaya diri
b.      Seimbang
c.       Suka memberi semangat
d.      Memadukan beberapa gaya kepemimpinan
e.       Mempertajam kekuatan
f.       Menjadi diri sendiri
B.     Saran
Dengan hadirnya makalah ini mudah-mudahan memberi manfaat bagi pemakalah dan pembaca sekalian. Sekiranya bila masih terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini, diharapkan kritikan dan saran yang dapat membangun makalah ini agar lebih baik untuk kedepannya.





                [1]Asmendri, teori dan aplikasi manajemen peningkatan mutu pendidikan sekolah/madrasah. (Batusangkar: STAIN Batusangkar, 2012) hal. 203-204
                [2] Kepemimpinan.pdf hal. 1-2
                [3] Asmendri, op. cit. hal. 204-205
                [4]Ibid. hal. 205
[5]Ibid. Hal. 205-207

[7] Ibid. Hal. 207-208
[8] Ibid. Hal. 208-210
[9] Ibid, hal. 210
[10] https://docs.google.com/document/d/1O5c_RdTwN2knk6J2oDCN-oNj6BSoxP3nksGWpr4Rxvo/edit?pli=1
[11] Ika Ruhana, Gaya Kepemimpinan,_Pdf.
[12] lira.googlecode.com/files/Makalah-Kepemimpinan.doc
[13] http://mbscenter.or.id/sources/58KEPEMIMPINAN%20HASIL%20D%5C%27BATU.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar